Contoh Penggunaan Dan Pemanfaatan Teknologi Informasi Pada Perusahaan Energi Di Bidang Bisnis
Chevron
adalah mitra dalam perekonomian Indonesia dan telah menjadi bagian dari anggota
masyarakat selama lebih dari 80 tahun. Kami adalah produsen minyak mentah
terbesar di Indonesia, yang menyumbangkan sekitar 40 persen produksi nasional.Saat
ini, kami didukung oleh lebih dari 6.400 karyawan handal dan lebih dari 30.000
karyawan mitra. Lebih dari 97 persen karyawan kami adalah warga negara
Indonesia. Langkah besar pertama Chevron di bidang eksplorasi dan produksi
energi Indonesia dimulai pada tahun 1924, ketika Standard Oil Company of
California (Socal), kini Chevron, mengirimkan ekspedisi geologi ke Pulau Sumatera.Sejak
itu, selama lebih dari setengah abad, Chevron telah menjadi produsen minyak
mentah dan panas bumi terbesar di Indonesia
.
Chevron
juga memasarkan produk pelumas di Indonesia melalui anak perusahaan PT Chevron
Oil Products Indonesia. PT Chevron Oil Products Indonesia memasarkan pelumas
Caltex® ke seluruh Indonesia melalui jaringan distribusi.
Produk-produk ini melayani pasar komersial, industri, konsumen umum dan
kelautan. Melalui unit bisnis perdagangan kami di Singapura, Chevron juga
memasarkan minyak mentah, bahan bakar mentah lain dan minyak bumi olahan kepada
Pertamina, perusahaan minyak dan gas bumi milik Pemerintah Indonesia. Kami juga
memasarkan produk-produk kepada pengimpor dan distributor terdaftar. Chevron
memasarkan aspal melalui merek dagang Caltex Asphalt.
Chevron bangga dengan apa yang telah kami lakukan dan
menjunjung tinggi kemitraan yang kuat dan berkelanjutan dengan Pemerintah Indonesia,
lembaga non pemerintah dan masyarakat sekitar, yang menjadi landasan dari
kemajuan bersama demi memenuhi kebutuhan energi Indonesia. Chevron adalah
penghasil minyak bumi terbesar di Indonesia, dengan total rata-rata produksi
sebesar 442.000 barel fluida per hari pada tahun 2011. Total rata-rata produksi
harian gas alam adalah 636 juta kaki kubik.
Bermitra dengan Pemerintah Indonesia, kami beroperasi
melalui Kontrak Kerja Sama (KKS) dengan Satuan Kerja Sementara Pelaksana
Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKMIGAS).Melalui anak perusahaan PT
Chevron Pacific Indonesia, kami mengoperasikan KKS Rokan dan Siak di Riau,
Sumatera, Kami juga mengoperasikan empat KKS lepas pantai di Kutei Basin,
termasuk kepemilikan 92,5 persen di KKS East Kalimantan. Pada September 2011,
Chevron mengurangi kepemilikan pada tiga KKS Makassar Strait menjadi 72 persen,
62 persen di Rapak dan 62 persen di Ganal.
Di Papua
Barat, Chevron memiliki 51 persen kepemilikan dan mengoperasikan KKS West Papua
I dan West Papua III. Kedua KKS ini mencakup wilayah sekitar 2 juta are (8.000
kilometer persegi). Chevron memiliki 25 persen kepemilikan non operasi di
wilayah lepas pantai, Blok B South Natuna Sea, sebelah timur laut Blok
Rokan.Operasi energi panas bumi kami di Indonesia menjadikan Chevron sebagai
produsen energi panas bumi terbesar di dunia. Kami mengelola dua lapangan panas
bumi di Jawa Barat dan sebuah pembangkit listrik cogeneration dan wilayah
prospek geothermal di Sumatera.
Seiring
dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi dan
mengarah kepada kompetitor global, PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) memiliki
dan menerapkan teknologi informasi untuk proses pengadaan barang dan jasa
(e-procurement) untuk memenuhi kebutuhan operasinya. CPI adalah perusahaan
minyak dan gas Indonesia yang pertama kali menerapkan modul buyer, disamping
modul sourcing, contract dan modul analisis dengan memanfaatkan kemajuan
teknologi informasi untuk meningkat kemampuan mengolah, mengelola, menyalurkan
dan mendistribusikan informasi ke publik. Saat ini ada beberapa perusahaan
minyak dan gas Indonesia yang telah menerapkan teknologi informasi dengan
memanfaatkan kemajuan di bidang IT untuk proses pengadaan barang dan jasa
dengan aplikasi berbasis web.
Kajian
penerapan teknologi informasi di PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) bertujuan
untuk mengetahui sejauh mana penerapannya bermanfaat bagi publik. Untuk menilai
kinerja sistem, perlu ditentukan stakeholder terkait, kriteria penilaian dan
indikator yang dinilai. Penerapan teknologi antara lain harus memenuhi kriteria
tepat guna (user friendly), hemat biaya (cost saving), hemat waktu (reduce
cycle time), serta memiliki infrastruktur yang memadai. Sedangkan sebagai
Perusahaan Kontraktor Kerjasama bagi hasil (KKKS) harus memenuhi rasa keadilan
dan transparansi, serta sesuai hukum atau perundangan yang berlaku. Pembahasan
dan analisa dilakukan secara statistik deskriptif terhadap kuesioner yang
didistribusikan secara purposif sampling. Analisis kualitatif juga dilakukan
terhadap jawaban terbuka kuesioner dan hasil wawancara terhadap pimpinan
tertinggi Supply Chain Management (SCM) Chevron di Indonesia dan staf BPMIGAS.
Penerapan teknologi informasi untuk pengadaan barang
dan jasa sangat diperlukan untuk meningkatkan proses pengadaan menjadi lebih
efesien, efektif, transparan dan dan akuntable. Ketiadaan kebijakan pemerintah
dalam penerapan teknologi informasi, ketidakefisienan pengambil keputusan,
inkonsistensi aparat pemerintahaan adalah bagian dari kegagalan pemerintah.
Penyelesaian masalah dilakukan dengan berbagai alternatif kebijakan diantaranya
memanfaaatkan gagasan standarisasi secara horisontal melalui sharing contract
sesama Kontraktor KKS.
Komentar
Posting Komentar